Selasa, 29 November 2022

Sukses Gelar Harlah KOPRI Ke-55 PK PMII Ki Patih Sampun Pemalang, Siap Menggelorakan Kesetaraan dan Keserasian Kader Perempuan dan Laki-laki dalam Pemikiran dan Peran Kepemimpinan

 

Dokumentasi Harlah

Prawacana

Munculnya wacana terbentuknya KOPRI, ini berawal dari keinginan kaum perempuan untuk memiliki ruang sendiri dalam beraktifitas, sehingga mereka dapat bebas mengeluarkan pendapat atau apapun. keinginan yang didukung sepenuhnya oleh kaum laki-laki saat itu. Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) lahir pada tanggal 25 November 1967 di Semarang, dengan status semi otonom yang sebelumnya merupakan follow up atas dilaksanakannya Training Kursus keputrian di Jakarta pada tanggal 16 Februari 1966 yang melahirkan Panca Norma KOPRI.

Disisi lain, melihat kondisi gerakan perempuan pada saat berdirinya KOPRI baru sebatas emansipasi perempuan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan. Misalnya di NU, yaitu Muslimat dengan mengadakan kegiatan pengabdian sosial kemasyarakatan. Dalam tahap awal berdirinya, KOPRI banyak mengadopsi dan melakukan kerjasama dengan Muslimat, serta beberapa organisasi perempuan lain yang sudah lebih dahulu ada saat itu. Pada saat pertama kali berdiri, sebagaimana organisasi perempuan yang ada pada waktu itu, KOPRI hanya semata-mata sebagai wadah mobilisasi perempuan. Alasan mengapa ada KOPRI? tak lain karena dirasa perlu untuk mengorganisir kekuatan perempuan PMII untuk bisa menopang organisasi yang menaunginya (PMII). Hal ini seperti juga terjadi di organisasi-organisasi lain baik organisasi mahasiswa, ormas keagamaan, maupun organisasi politik.

Yang perlu diketahui bahwa secara historis struktural yang mendorong lahirnya KOPRI sebagai organisasi ekstra kampus yang nota bene merupakan kumpulan intelektual muda, dimana pada perkembangan awalnya perempuan di PMII masih termasuk dalam bidang keputrian. Tapi dengan kebutuhan serta didukung adanya kualitas dan kuantitas yang ada, menimbulkan keinginan yang tidak terbendung untuk mendirikan KOPRI sebagai otonom di PMII. Alasannya adalah sebagai upaya guna peningkatan partisipasi perempuan serta pengembangan wawasan wilayah-wilayah kerja sosial kemasyarakatan.

Kiranya Korps PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam usia genap 55 tahun, ini bukan lagi usia yang muda melainkan memasuki usia yang sangat matang. Artinya bahwa kopri yang memiliki fungsional sebagai wadah perempuan khususnya, mimiliki pemikiran yang lebih relevan dan dapat memberikan partisipan terhadap pembangun baik lingkup komisariat, cabang, PKC maupun PB, bahkan di ranah public pun, Kopri dapat berkontribusi didalamnya. Dengan pernyataan tersebut peran Kopri dapat memberikan ide atau gagasannya untuk menyalurkan kemajuan, tak jauh dari tema yang dicanangkan oleh pengurus besar yaitu 55 Tahun Kopri Mandiri dan Maju Untuk Indonesia, tidak bergantung pada siapapun atau apapun. Hal tersebut mengarah pada kesiapan Kopri untuk tetap membuka wawasan intelektual, melalui giat belajar dengan membaca atau dengan berdiskusi. Hal tersebut sangat beralasan, agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang kurang responsif gender.

Pada Minggu, 27/11/2022. Telah terselenggaranya peringatan Hari lahir Korp PMII Putri (KOPRI) yang ke-55 PK PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang di rumah sahabati Tiara, Jebed Utara, Pemalang. Kegiatan yang dilakukan tersebut diselenggarakan oleh lembaga keperempuanan komisariat yang menjadi ketua lembaga yaitu sahabati Sofie Anggraeni, dengan di bantu dengan kader-kader yang lain. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh segenap kader-kader Ki Patih Sampun Pemalang dan senior PMII.

Acara tersebut merupakan suatu bentuk respon kita, terutama lembaga keperempuanan di komisariat terhadap hari lahirnya Kopri yang ke-55. Dari kesempatan ini kader-kader putri komisariat dapat berunjuk gigi serta mengeksplor kemampuannya dalam berinteraksi sosial. Dalam momentum hari lahirnya Kopri tersebut, dijadikan moment untuk menggelorakan semangat dalam berproses. Hal tersebut diungkapkan oleh Sahabat Sofie Anggraeni selaku ketua lembaga keperempuanan.

Kegiatan harlah dimulai sekitar pukul 11.00, dengan dibuka dengan pembukaan. Dalam kesempatan pembukaan, ungkapan dari sahabat Adi Saputra selaku ketua komisariat mengucapkan:

“Melalui kesempatan harlah Kopri ini, saatnya Seorang kader dapat menumbuhkan Ghiroh dalam bergerak, terlebih kader Putri yang sedang berproses harus dapat bersemangat dan terus bersolidaritas” Ucapnya.

Dalam kesempatan peringatan harlah Kopri, juga di support penuh oleh mandataris Ketua Kopri Cabang Persiapan PMII Pemalang yaitu sahabati Siti Ma’rifah, dengan memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada kader-kader putri. Dalam penyampaiannya senantiasa memberikan motivasi dan refleksi Gerakan perempuan yang selalu memberikan kontribusi terhadap perubahan, terutama pada komisariat maupun kampus. Hal ini sesuai dengan salah satu sifat PMII yaitu independent (Merdeka), artinya bahwa setiap kader pempunyai hak berbicara dan hak dalam berperan. Dengan itu, prinsip kemerdekaan yang dimaksud dalam Ke-koprian yaitu senantiasa mengimplementasi kesetaraan gender dalam pekerjaan. Karena dengan pengaplikasian kesetaraan gender, dapat mengantisipasi bias gender yang mengarah pada mengesampingkan peran perempuan.


Dok. Women's Talk

Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan sesi Women's talk. Dalam sesi Women's talk yaitu momentum yang di berikan untuk para peserta agar dapat mengungkapkan atau menceritakan, baik pengalaman maupun plan kedepan dalam berproses. Dan dari sekian banyaknya peserta, dapat mengungkapkan pengalaman yang sampai sekarang masih membekas atau tidak terlupakan. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan ruang kepada peserta, agar dapat berbicara dan beraspirasi agar menimbulkan dialektika yang baik. 


Selanjutnya yaitu Games cerdas cermat yang bertujuan untuk mengingat dan merefleksi soal-soal Ke-PMII-an juga Ke-Koprian. Dalam games yang berlangsung di pimpin oleh sie acara, dengan memberikan penjelasan terkait mekanisme jalannya games tersebut. Soal-soal cerdas cermat dalam kesempatan games antara lain:

Ke PMII an

1. Sebutkan Trilogi PMII ?

2. PMII didirikan pada tanggal dan dimana ?

3. Di juluki sebagai Pendekar Pena, siapakah ketua umum pertama PMII ?

Ke Koprian

1. Apa yg dimaksud dengan Kopri ?

2. Kenapa harus ada nya Kopri ?

3. Siapa Ketua Kopri PB PMII ?

 Ke Perempuan

1. Mengapa perlu dilakukan pemberdayaan perempuan ?

2. Apakah kesetaraan gender diperuntukkan bagi perempuan ?

3. Sifat dan karakteristik perempuan disebut ?


Setelah games usai, dilanjutkan dengan tasyakuran yaitu dengan pemotongan roti, yang dalam hal ini langsung dipimpin oleh ketua Kopri Cabang yaitu Sahabati Siti Ma’rifah. Namun sebelum pemotongan segala harapan terucap dari kader-kader komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang, yang salah satunya memberika harapan agar dengan melalui Harlah Kopri yang ke-55 ini, setiap kader dapat mengekspresikan semangat dalam berkontribusi terhadap perubahan bangsa, agama, budaya, pendidikan dan ekonomi agar menjadi maju dan mandiri. Tentunya melalui semangat juang yang tinggi dan pengorbanan yang totalitas akan mewujudkan segala harapan untuk PMII kedepan.



“diharapan Kader-kader Komisariat PMII Ki Patih Sampun terkhusus kader putri dapat menyelaraskan antara kesetaraan dan keserasian gender dalam berinteraksi sosial di kampus maupun di komisariat" Ucap Bpk. Dr. Muammar., M. Ag. 

Selain itu, dalam kesempatan ramah tamah, Bpk Muammar juga memberikan motivasi yang amat penting dan mendalam. Yaitu tentang dinamika kehidupan yang kadang berlainan dengan harapan kita. Dalam motivasi nya

"kalian jangan pesimis terhadap masa depan, Optimislah terhadap perubahan, karena yang saya rasa mencoba prosentasekan ketika menjadi mahasiswa 85% saya dapat di ruang non-akademik yaitu organisasi, itu perihal skill, keahlian, jaringan, kebiasaan dan keterampilan. Namun kalau perihal keilmuan 95% diraih di ruang akademik yaitu perkuliahan" Ucapnya. 

Artinya bahwa sangat vital sekali fungsi organisasi untuk terbentuknya pribadi yang kuat secara intelektualitas maupun spiritualitas, terlebih melalui momentum yang sangat tepat seperti ini, yaitu Hari lahir Korp PMII Putri. Tentunya harapan kopri kedepan, terkhusus Perempuan yang berproses di komisariat, untuk terus menggelorakan  kontribusinya kedalam bentuk gerakan yang mengarah pada peningkatan kualitas diri. Dan dari sinilah, secara kuantitas upaya komisariat untuk mencetak generasi yang dapat memberikan inovasi dan diwujudkan dengan dorongan yang membawa perubahan terhadap dirinya maupun komisariat dikancah kemajuan zaman dan transformasi budaya klasik-modern. 


Foto bersama anggota/kader dan Pengurus


Editor: Sahabat Sule

 

 

Jumat, 11 November 2022

DI BALIK MAKRAB, ADA PESAN UNTUK KEMAJUAN KOMISARIAT DARI PENGURUS CABANG IKA PMII KABUPATEN PEMALANG

 

"Bertemu Untuk Sahabat, Bersinergi Dalam Pergerakan"

 

Dokumentasi Pembukaan Makrab

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang menyelenggarakan kegiatan Malam Keakraban (Makrab)  dengan mengusung tema “Bertemu Untuk Sahabat,  Bersinergi dalam Pergerakan” di TPQ Miftahussurur Kel. Sugihwaras Kab. Pemalang, Kamis,(10/11/ 2022).

Kegiatan Malam Keakraban yang telah dilaksanakan di TPQ Miftahussurur merupakan agenda yang diselenggarakan oleh komisariat sebagai memomentun bagi anggota PMII agar saling mengenal dan akrab satu sama lain. Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama satu hari tersebut yang di hadiri oleh segenap para kader/anggota, pengurus dan senior PMII Ki Patih Sampun Pemalang. Dari kehadiran para anggota tentunya memiliki arti yang sangat mendalam terutama dalam keberlangsungan prosesnya pasca MAPABA, dari Follow Up I, II, dan III yaitu Makrab. Tentunya dengan melalui proses yang sudah menjadi kesepakatan pengurus dan peserta pada penyampaian tugas Rencana Tindak Lanjut (RTL) di kegiatan Mapaba, anggota dapat mengikuti dan menghadiri dengan penuh keniatan.

Kegiatan tersebut dimulai tepat pada jam 20.00 WIB, dengan pembukaan yang di pimpin oleh Master Of Ceremony untuk berlangsungnya kegiatan Malam Keakraban. Dalam kesempatan pembukaan, Ketua Komisariat yaitu Sahabat Adi Saputra menyampaikan pesan kepada anggota dan kader PMII agar dalam berproses senantiasa dinikmati dan dalam menjalankan roda organisasi diharapkan Step by Step atau dalam artian berkelanjutan.

Setelah pembukaan, dilanjut dengan pembacaan tahlil bersama yang dipimpin oleh sahabat Gus Naufal Musthofa. Pembacan tahlil tentunya untuk mendo’akan khususnya para pahlawan kemerdekaan yang tumbang di medan pertempuran serta para tokoh-tokoh muasis Nahdlatul Ulama dan PMII. Untuk menambah ghiroh semangat dalam berjuang terhadap Negeri ini, tentunya sangat penting untuk merefleksikan hari pahlawan  sebagai upaya penanaman nilai-nilai perjuangan para pahlawan sebagai teladan dan contoh dalam berjuang untuk Negeri Indonesia. Dalam kesempatan ramah tamah atau refleksi perjuangan yang di pandu oleh Sahabat Adi Saputra berjalan sangat menarik dan menyimpan makna yang amat besar terutama peran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam kontribusinya terhadap keberlangsungan Negeri. Dalam hal ini sebagai pemantiknya yaitu Dr. Muammar., M.Ag. dan Sahabat Zuhri, dari keduanya merupakan pengurus cabang IKA PMII Kabupaten Pemalang. 

Dok. Ramah Tamah dan Refleksi

“Kader dan anggota PMII Pemalang, khususnya di komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang, diharapkan dapat mengklasifikasi dengan melalui penggalian potensi setiap Kader/ anggota, baik melalui kegiatan yang dapat menambah nilai tawar dan dari pengurus IKA PMII Kab. Pemalang akan senantiasa memfasilitasi minat kaderisasi dari kader-kader PMII Ki patih Sampun Pemalang.” Ungkap Gus Imron Chudlori, yang disampaikan oleh Sahabat Zuhri.

Dalam konteks kaderisasi memang harus memperhatikan minat, bakat dan latar belakang, karena dengan melalui hal tersebutlah, kita dapat mengarahkan dan mengontrol setiap kader dalam perkembangannya di komisariat sesuai dengan tingkat kaderisasi yang telah di tempuh. Sesuai  dengan prosedur yang telah disepakati baik diforum PB, PKC maupun PC, kami senantiasa sejalan dengan marwah-marwah tersebut. Sama halnya kegiatan tersebut yaitu menjalankan kaderisasi Informal pasca Mapaba.

Dok. Ziarah Wali
Untuk pengaplikasian Aswaja sebagai Manhajul fikr dan Harakah, tentunya dapat terealisasikan dalam bentuk pemikiran dan amaliyah. Dalam hal ini, praktek amaliyah NU yang di rangkai oleh panitia dalam kegiatan Makrab kali ini yaitu dengan melakukan Ziarah ke makam Syekh Maulana Samsudin Kel. Sugihwaras. Ini merupakan bagian dari pada warisan tradisi Nahdlatul Ulama yang telah di tuturkan dari Ulama sepuh, yakni berziarah ke makam wali” Ungkap sahabat Fajrul Falah (Ketua Biro Pengembangan kajian dan Dakwah Islam). Karena tujuan dari ziarah tersebut yaitu tabarrukan(mengharapkan keberkahan), ikroman (memuliakan), ta'dhiman (mengagungkan), dan khidmatan (mengabdi). Dari tujuan tersebutlah, budaya atau tradisi ziarah makam wali menjadi agenda rutin komisariat agar tetap memupuk rasa cinta terhadap waliyullah dan memohon keberkahan kepada Allah melalui kekasihnya. Adapun fadilah ketika berziarah ke makam wali diantaranya:

1.  Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

2. Dan yang paling beruntungnya, orang yang ziarah akan mendapatkan kedudukan yang tinggi dari wali yang di ziarahi.

 

 

Penulis : Sahabat Sule

Minggu, 06 November 2022

Gejolak kaderisasi, PK PMII Ki Patih Sampun Pemalang Siapkan generasi SETIA

Kaderisasi Informal: pelaksanaan Follow Up II (diskusi lingkar dengan tema "Aswaja Sebagai Manhajul Fikri dikalangan Mahasiswa") 


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang menyelenggarakan kegiatan Diskusi Lingkar dengan mengusung tema “Aswaja Sebagai Manhajul Fikri di kalangan Mahasiswa” di Taman Patih Sampun Pemalang, Kamis,(4/11/ 2022).


Kegiatan Follow Up II di Taman Patih Sampun Pemalang merupakan bagian dari tugas Rencana Tindak Lanjut (RTL)  yang dilakukan oleh setiap anggota pasca Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA). Kegiatan tersebut dihadiri oleh segenap para anggota, kader dan Pengurus. Sebelum kegiatan tersebut dimulai, disampaikan oleh Sahabat Sule selaku mewakili dari pengurus. Dalam penyampaian mempertegas kembali tujuan dari adanya tugas-tugas yang harus para anggota tuntaskan dalah satunya yaitu follow up, karena dari tugas ini minat dan potensi anggota dapat terukir dan berkembang, seiring jalannya proses. Di bantu dengan adanya mentor yang dapat mengarahkan dan mengontrol para anggota dalam berkembangnya. Tahapan follow up ini sifatnya wajib bagi para anggota sebab sudah menjadi akar komisariat yaitu pasca MAPABA melakukan proses follow up. Sejalan proses yang harus dilalui oleh anggota,  kaderisasi informal juga senantiasa terjalin dengan melalui diskusi-diskusi kecil yang dilakukan oleh mentor dan anggota. 

Dokumentasi Follow Up I

Dari dinamika proses anggota lah dapat dilihat dan di ukur dari segi keaktifan dalam mengikuti maupun di dalam forum. Terutama yang nampak di dalam forum diskusi lingkar yang telah terselenggara. Diskusi lingkar yang di selenggarakan oleh Almapaba Angkatan 2022 yang diberinama  An-Najah Excellent yang menjadi  ketua angkatan yaitu Sahabat Jazuli, merupakan bentuk tanggung jawab terhadap tugas dalam berproses sebagai anggota Muttakid. 

Diskusi lingkar yang mengusung tema "Aswaja Sebagai Manhaj Fikri Dikalangan Mahasiswa"  yang dipantik oleh Sahabat Fajrul Falah dan moderator Sahabat Anam. Dimulai pukul 13.30 di Taman Patih Sampun. Dalam proses diskusi berlangsung, membicarakan perihal Aswaja, dari sejarah, pengertian, prinsip dasar, pedoman rujukan dan Aswaja sebagai manhajul Fikri. 

Melalui forum interaktif yang dibawakan oleh pemantik, kemudian memunculkan dari beberapa definisi-terkait Aswaja. 

"Aswaja merupakan sekelompok orang yang mengikuti ajaran Nabi, awal munculnya Aswaja yaitu setelag terjadi perang sifin." Ucap Sahabat Sidqon Hafidz. 

"Aswaja berkembang pada zaman Sahabat, mulai pesat-pesatnya di zaman khofaur Rasyidin yaitu pada kepemimpinan Sahabat Ali bin Abi Thalib, dan akhirnya muncul paham-paham Aswaja." Ucap Sahabat Jazuli. 

"Berdasarkan Hadits Nabi, kelak di akhir Zaman Umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan tidak selamat atau sesat, dan ada satu golongan yang selamat yaitu Aswaja." Ungkap Sahabat Fahmi Reza. 

Dari berdasarkan argumen-argumen yang dikemukakan oleh anggota atau peserta diskusi lingkar, menjadikan suasana diskusi semakin hidup dan menambah semangat pemantik semakin meningkat. Bahwa benar apa yang dikatakan oleh sahabat-sahabat, kalau kita membaca sejarah Aswaja itu luas pengertiannya dan ada beberapa versi, namun yang harus kita fahami bahwa munculnya Aswaja itu memang murni dari pemikiran dan kesepakatan yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi.  Kenapa begitu, sebab Faham Aswaja muncul dari 3 golongan yaitu Qadiriyah, Jabariyah dan muktazilah. Dari ketiga golongan tersebut tentunya mempunyai doktrinasi masing-masing, yang pertama Qadiriyah yaitu mempunyai anggapan bahwa daya kekuatan atau kemampuan itu murni dari diri sendiri tanpa ada campur tangan dari sang Maha pencipta, sementara Jabariyah yaitu mempunyai pedoman bahwa segala sesuatu dan kemampuannya itu terjadi karna Allah yang berbuat, seakan daya upaya mereka tidak ada. Kemudian faham Muktazilah juga beriringan muncul untuk menyongsong dari kedua golongan tersebut dengan melalui akal/fikiran. Bahwa faham Muktazilah itu lebih menjadikan akal sebagai prioritas dalam melakukan segala hal, dan Nash Al-Qur'an tidak terlalu di perhatikan.  Dari ketiga faham tersebutlah muncul faham untuk menjadi jalan penengah serta menjadi acuan dalam berargumen maupun ber muamalah. Kemudian muncullah tokoh-tokoh pemikiran Islam yang tadinya berfaham Muktazilah, memiliki pengertian atau pemikiran bahwa tingkat relevansi ataupun pusat radikal harus senantiasa merujuk pada Nash Al-Qur'an, Hadits/Sunnah, Ijma', dan Qiyas. Tokoh tersebut yaitu Al Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansyur Al-Maturidi, kedua tokoh tersebut sekaligus menjadi pendiri dan pelopor Faham Aswaja yang sesuai dengan Ajaran Rasulullah dengan mengkomparasikan dari Faham-faham sebelumnya. 

Kemudian pemantik pun melanjutkan pembahasan terkait Prinsip-prinsip Pokok Aswaja. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain: 

1. Tawassuth (Moderat) 

2. Tasamuh (Toleransi) 

3. Tawazzun (Seimbang) 

4. Ta'adul/Al-'Adalah (Keadilan) 

Dari beberapa prinsip-prinsip tersebutlah muncul, bahwa bagaimana pengertian Aswaja sebagai Manhajul Fikri di kalangan Mahasiswa?.  Dari beberapa penjelasan oleh pemantik dan di olah oleh peserta forum menjadikan arah pembahasan semakin mengerucut, yaitu selaras dengan inti pembahasan yaitu Aswaja Sebagai Manhajul Fikri. Pada forum tersebut menanyakan perihal Manhajul Fikri kepada peserta sebelum mengarah pada tingkat relevansi. Dari peserta forum pun menyebutkan bahwa arti dari manhaj itu sendiri antara lain metode, cara, jalan dan kaidah.  Dari berbagai pendapat yang di kemukakan oleh peserta, menjadikan pemantik semakin greget. Akhirnya perihal arti manhaj itu sendiri peserta dan pemantik menyepakati bahwa artikulasi dari Manhajul Fikri yaitu Metode dalam berfikir. 

Setelah menyepakati artikulasi Manhajul Fikri yaitu metode dalam berfikir, akhirnya dapat menemukan bahwa artian dari Aswaja sebagai Manhajul Fikri yaitu menjadikan Aswaja sebagai metode dalam berfikir dilihat dari tingkat relevansi prinsip-prinsip dasar terhadap lingkungan masyarakat baik dalam bergaul maupun memutuskan kebijakan, dari situlah nanti akan memunculkan pemikiran-pemikiran bahwa Islam yang bibawa oleh Rasulullah yaitu Islam yang Rahmatal Lil 'Alamin yang dapat diterima melalui berbagai aspek, baik aspek kehidupan didunia yakni bermasyarakat agar senantiasa menimbulkan kemashlahatan di dunia maupun di akhirat. Dan penegasan oleh pemantik berkaitan dengan hal tersebut, bahwa "kehidupan yang sesungguhnya yaitu bukan di dunia melainkan kelak di akhirat, karena kehidupan diakhirat bersifat kekal dan abadi." Ungkap Sahabat Fajrul Falah






Penulis: Sahabat Sule

Jumat, 04 November 2022

PKD PK PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang Se-Jawa Tengah Tahun 2022

"Menumbuhkan Komitmen kader untuk terus berjuang dan menggabdikan diri pada PMII"

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang menyelenggarakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) dengan mengusung tema “Mengaktualisasikan Peran Kader Dalam Berintelektual, Kritis dan sadar terhadap Dinamika sosial ” di Madrasah Nurul Khikmah, Desa Pegiringan, Senin-Kamis,(20-23/06). Dalam kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) di hadiri oleh segenap para senior PMII Pemalang, PC PMII Pekalongan, tamu Undangan dan tokoh Agama setempat. Kegiatan tersebut di buka langsung oleh Sahabat Gus Imron Khodlori (selaku Ketua PC Ikatan Alumni PMII Kab. Pemalang). 

Pada dasarnya PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang hadir sebagai ruang pendidikan alternatif bagi mahasiswa, serta tidak luput pula dari peran mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social bagi masyarakat kampus maupun lingkungan. Tentunya dengan peranan dan tugas yang tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, ini cukup strategis dan penuh komimenitas. Hal ini sangat diharapkan kader PMII mampu membaca dan respon terhadap dinamika sosial masyarakat kampus, lingkungan maupun media massa. Dengan itu, peran seorang kader mujahid sangat dibutuhkan karena untuk memberikan titik terang dan sebagai penggerak dalam perubahan. Melalui bekal ilmu pengetahuan dan keahlian berdialektika, kritis mahasiswa mampu beradaptasi pada dinamika sosial. Oleh karena itu, PMII yang merupakan lembaga pendidikan alternatif harus menyediakan formulasi dan strategi yang dapat menghadapi dinamika sosial yang sangat rumit dan kompleks. Yaitu dengan memaksimalkan kaderisasi baik formal, nonformal maupun informal. 

Dokumentasi Peserta PKD

Pengadaan kaderisasi formal PKD  merupakan suatu trobosan bagi komisariat terutama dalam regenerasi secara utuh dan konsisten. Ketika kita mengulik dari narasi lagu Hymne PMII, yang berbunyi "Bersemilah... Bersemilah Tunas PMII, tumbuh subur... Tumbuh subur... Kader PMII..., masa depan ditanganmu untuk meneruskan perjuangan, bersemilah... Bersemilah.... Kau harapan bangsa.. ", kalau kita cermati bahwa tunas-tunas PMII agar terus diwujudkan dan ditumbuhkan dengan siraman serta pupuk ilmu pengetahuan, kemudian senantiasa menjaga kesuburan kader-kader yang akan mempimpin dan meneruskan perjuangan para pendiri, penggerak dan pelopor Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Dengan itu adanya Pelatihan Kader Dasar (PKD) merupakan suatu bentuk transformasi kaderisasi dari taraf anggota menuju kader, dengan menstabilkan peran dan tanggung jawab dalam tubuh seorang kader. 

Dalam kegiatan PKD yang di laksanakan selama 3 hari di aula Madrasah Nurul Khikmah Pegiringan itu, jumlah peserta didalamnya sejumlah 32 orang, dari masing peserta terdiri dari delegasi lintas kabupaten antara lain, Tegal, Pemalang, Pekalongan, semarang, Salatiga dan Cilacap. Dari berbagai daerah tentunya memiliki potensi yang amat besar. Hal tersebut berdasarkan tanggapan dari instruktur dalam kegiatan tersebut, "dari setiap daerah tentunya mempunyai pola dasar dan basis berbeda-beda, sesuai dengan minat kaderisasi yang mereka Terima dan ikuti, melalui kegiatan PKD PK PMII Ki Patih Sampun Pemalang, kemampuan daya fikir intelektual dan spiritual dapat tertanam melalui kegiatan-kegiatan sudah di rangkai oleh panitia penyelenggara" Ucap sahabat Sule. 

Dok. FGD

Untuk tercapainya indikator dan tujuan dari kegiatan tersebut tentunya selaras dengan kerjasama dari panitia dan peserta. Tujuan dari kegiatan tersebut antara lain: 

1. Terbentuknya Kader Mujahid           yang memiliki nalar kritis serta        peka terhadap Realita Sekitar

2. Menumbuhkan Komitmen kader      untuk terus berjuang dan                   menggabdikan diri pada PMII

3. Mengembangkan kemampuan          dan keterampilan Organisasi

4. Mampu mengamalkan nilai-nilai      Dasar Pergerakan

Untuk meraih dari masing-masing indikator tujuan yang menjadi arah suksesnya kegiatan PKD, yaitu dengan berbagai metode dan tehnik dalam pencapaiannya.

PMII Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang diselenggarakan dalam berbagai bentuk dan metode pembelajaran, yaitu :

1. Diskusi Kelas

2. Diskusi Kelompok

3. Forum Group Discussion (FGD)

4. Presentasi peserta/diskusi panel

5. Pelatihan Soft Skill Peserta

Dok. Pemateri PKD

Adapun untuk memupuk daya fikir dan kebutuhan intelektual peserta, penyajian materi pun harus di perhatikan, karena itu bagian dari ajang penguatan intelektual bagi calon kader PMII. Adapun materi-materi PKD antara lain: 

1. Aswaja II Peta Gerakan Islam oleh Sahabat Muammar., M.Ag.

2. PMII dan Gerakan Mahasiswa oleh Sahabat M. Muhibin

3. Paradigma PMII oleh Sahabat Hasan Syukron

4. Nahdlatun Nisa oleh Sahabati Arifah

5. Format Politik dan Ekonomi Indonesia oleh Anang Ma'ruf

6. Analisis Sosial oleh Sahabat M Hadik

7. Analisis Wacana oleh Sahabat Asrul Faruq., M.Pd.

8. Strategi Pengembangan PMII oleh Sahabat Samsul

9. Manajemen Aksi oleh Sahabat Meyroni

Dari berbagai materi PKD pun dapat tersampaikan secara baik oleh para pemateri, di tambah bimbingan dan konseling para Instruktur membuat pemahaman peserta terhadap materi semakin kuat. 

Harapan besar komisariat dengan terselenggaranya kegiatan PKD dapat memberikan output yang baik dan relevan terhadap prospek komisariat kedepan. Terutama dalam pengoptimalan kaderisasi, seorang kader pasca PKD dapat memainkan perannya di masing-masing komisariat, terlebih bagi peserta internal dapat memajukan komisariat Ki Patih Sampun di kancah kampus maupun dunia pendidikan dapat memaksimalkan gerakan. Hal tersebut disampaikan oleh ketua Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang yaitu Sahabat Adi Saputra kepada segenap peserta PKD. 

Dok.  Pembaiatan

Dok.  Foto bersama peserta


• Penulis: Sahabat Sule





Selasa, 01 November 2022

Pengkaderan Jangan Pernah Mati


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang menyelenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dengan mengusung tema “Membentuk Anggota PMII yang SETIA(Solidaritas,Edukatif,Taqwa, Integritas, dan Aktif) dalam Organisasi” di Aula Sekolah Menengah Pertama Islam Randudongkal, Senin,(3/10). Kegiatan PMII di Aula SMP Islam Randudongkal. 


Dalam pembukaan acara tersebut di hadiri oleh ketua Cabang PMII Persiapan Pemalang, dan Perwakilan dari IKA PMII Pemalang, juga dalam peresmiannya dibuka langsung oleh Ketua PC PMII Persiapan Pemalang,Siti Haniyatun Nisa S,Pd. Selain para pengurus dan panitia, peserta yang mendaftar sekitar 40 , Laki-laki 15 dan Perempuan 25 yang hadir. 

Sebagaimana pernyataan ketua panitia Sahabat Ikhwan Rizki Mutakim. Diselenggarakannya MAPABA ini tidak semerta-merta bujur arus layaknya air di sungai, tentu pasti ada fungsi dan tujuannya, yang itu menjadi tolak ukur kesuksesan acara tersebut, bahwa generasi adalah mereka yang akan menjadi penggerak masa depan, berbicara tentang organisasi adalah tentang kontribusi yang kita berikan bukan tentang apa yang kita harapkan dalam organisasi tersebut. “Mengenai fungsi mapaba ini harus tetap selalu diadakan, seperti dalam pepatah Umar bin Khattab “Pemuda hari ini ialah pemimpin di hari esok” Berangkat dari maqolah itu lah menjadi inspirasi bagi kami di Komisariat untuk segera mempersiapkan calon pemimpin masa depan bangsa karena setiap masa ada orang nya dan setiap orang ada masanya sehingga roda perputaran tiap generasi berjalan dengan semestinya”, Tegas ketua Komisariat Sahabat Muhammad Adi Saputra. “Adapun tujuannya sendiri di PMII sudah sewajarnya menjadi tugas kita bersama untuk menghidupkan pmii bukan kita yang dihidupkan oleh pmii, atas dasar itu lah mapaba ini di laksanakan sebagai wujud upaya menghidupkan regenerasi pmii melalui agenda jenjang pertama wajib kaderisasi dalam pmii yakni Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA)”, Tambah ketua Bidang Eksternal PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang Sahabat Santo Pranowo. Ketua PMII Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang Menyampaikan kepada calon anggota PMII "Untuk kembali menata dan meluruskan niat ketika bergabung di PMII serta mengesampingkan bentuk harapan dan keinginan karena pada dasarnya menjadi kader PMII ataupun berada di organisasi PMII adalah merupakan sebuah proses yang tidak memungkinkan untuk bisa memenuhi ataupun melengkapi Segala harapan dan keinginan nya.

Akan tetapi jika kita bersungguh-sungguh dan menata niat dengan baik di PMII insyaallah kita akan menjadi orang yang bermanfaat baik di dalam organisasi maupun dikalangan masyarakat. 

Sehingga kemudian kita tak terjatuh pada persepsi amsal lama yang kerap kali kita dengar dari orang-orang". “Bahwa ketika kita masuk ataupun berada di organisasi yang besar maka akan menjadi orang besar pula. Akan tetapi semua tergantung pada diri kita masing-masing dan juga niat kita. Bahwa ketika kita mampu berproses dengan baik dan bersungguh-sungguh maka dipastikan bersama organisasi yang besar kita juga akan menjadi orang-orang besar baik dalam ranah publik maupun domestik”, Tutup. Tutur Sahabat Muhammad Adi Saputra.

Penulis Sahabat Kusuma Nanda Setia Aji.

Manifestasi Peran Kader Mujahid dalam Menjawab Tantangan Organisasi

  Manifestasi Peran Kader Mujahid dalam Menjawab Tantangan Organisasi By: Hanif Muzaki Dalam dinamika gerakan kemahasiswaan, khususnya dalam...