![]() |
Foto Pelantikan |
Pemalang-Telah terselenggaranya kegiatan Pelantikan, Upgrading dan Rapat Kerja (Raker) ke-VIII PK PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang dengan tema "Merawat Pemikiran, membuat Pergerakan dan Membangun Perubahan" di Gedung DPRD Kabupaten Pemalang. Dengan dihadiri seluruh anggota dan kader PMII Ki Patih Sampun, senior Ki Patih Sampun, Senior PMII Pemalang, Cabang Persiapan PMII Pemalang, PC IKA PMII Kab Pemalang dan wakil Ketua DPRD Kabupaten Pemalang. (Sabtu/4/02/2023)
-Kilas Balik Refleksi Tokoh Pangeran Ki Patih Sampun
Dalam kepemimpinannya di Kadipaten Pemalang, Sang Adipati Anom (baru) mengadakan pertemuan dengan para Punggawa Kadipaten untuk membahas masalah pembangunan di Pemalang. Untuk mempermudah hubungan dengan daerah-daerah di Pemalang kala itu, Adipati Pangeran Benowo memerintahkan kepada Patih Djiwonegoro untuk membangun dua jembatan di sungai banger dan di sungai Srengseng di Kebondalem. Pada saat diberi mandat tugas tersebut, dengan spontan Patih Djiwonegoro menjawab “sampun dados (sudah jadi), kanjeng Adipati”. Ucapnya.
Mendengar jawaban Patih Djiwonegoro, sang Adipati Pangeran Benowo tercengang dibuatnya. Untuk membuktikan kebenaran ucapan Djiwonegoro, pada pagi harinya Pangeran Benowo meninjau lokasi dua jembatan tersebut, dan ternyata apa yang di ucapkan Djiwonegoro benar adanya, di dua sungai tersebut telah terbentang jembatan yang di kehendaki Adipati. Maka semakin yakinlah Pangeran Benowo kepada bhakti dan kesetiaan patih Djiwonegoro, putra asli Pemalang yang masyhur kesaktiannya.
Pada hari berikutnya, sang Adipati Benowo memerintahkan lagi kepada patih Djiwonegoro untuk membangun lagi dua jembatan di sungai Rambut di Bojongkelor dan sungai Plawangan. Namun lagi-lagi dijawab “sampun dados, kanjeng Adipati” oleh Djiwonegoro. Namun kali ini Adipati Benowo tak perlu lagi mengecek kebenaran jawaban yang di berikan oleh patihnya, dikarenakan sang Adipati sudah mempercayainya.
Bahkan bulan-bulan berikutnya adipati Pangeran Benowo memerintahkan lagi untuk membangun beberapa jembatan berturut-turut, jembatan-jembatan tersebut antara lain sebagai berikut:
-Jembatan Gianti, (terdapat didepan polres lama, Sirandu).
-Jembatan di kali Waluh, Kedungbanjar.
-Jembatan di sungai Comal, kali Comal.
-Jembatan sungai Plawangan, di Lawangrejo.
- Jembatan sungai Sudetan di desa Krasak.
-Jembatan Pesapen, didepan kantor kecamatan Pemalang.
-Jembatan Slarang di sungai Waluh, di perbatasan desa Lenggong, Slarang.
- Jembatan sungai Raja (Siraja) di wilayah Bantar bolang, tepatnya di dukuh Simbang, Pegiringan.
- Jembatan di perkebunan kelapa Gentongreot, Karang moncol.
- Jembatan di desa Mejagong di kali Comal.
- Jembatan di desa Datar, di kali Comal.
- Jembatan Sudetan di daerah Moga,didepan Pesanggragan dan pemandian.
- Jembatan di perbatasan desa Cikasur dan desa Randu dongkal.
- Jembatan di desa Bulakan,dan -
- Jembatan di desa Belik.
Pada pertemuan berikutnya, Adipati pangeran Benowo melibatkan Tumenggung dan seluruh Demang serta para Penatus dan Bekel se kadipaten Pemalang, dalam acara tersebut, Adipati pangeran Benowo mengucapkan terima kasih kepada Patih Djiwonegoro dan para punggawanya atas jasa-jasanya dalam membangun beberapa jembatan di wilayah kadipaten Pemalang, maka, atas jasanya tersebut patih Djiwonegoro diberi gelar “sampun”, dan sejak saat itu Patih Djiwonegoro lebih dikenal sebagai Patih Sampun.
Ini merupakan suatu anugerah dan karakteristik bagi komisariat yang diberinama Komisariat Ki Patih Sampun. Nama tersebut menyimpan segala harapan yang amat besar dan penuh arti yang amat luas. Sejarah dari penamaan Ki Patih Sampun, ini mulanya pengurus Komisariat persiapan (awal deklarasi) kebingungan dalam hal penamaan. Pada akhirnya sekelompok mahasiswa sowan (bersilaturahmi) ke kediaman KH. Imron Khudlori, S. Ag. (sekarang sebagai Ketua PC IKA PMII Kab. Pemalang). Setelah mahasiswa tersebut menceritakan dan menanyakan perihal penamaan, spontan abah Imron mengucap "Patih Sampun", secara otomatis penamaan komisariat saat itu, diberi nama Komisariat Patih Sampun sampai sekarang.
Dari awal Deklarasi Komisariat pada tanggal 19 Maret 2014, hingga kini sudah berumur 8 tahun jalan usia Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Ki Patih Sampun STIT Pemalang tetap eksis mewarnai dinamika-dinamika kampus STIT Pemalang dengan senantiasa Satu barisan dan satu cita, pembela bangsa penegak agama, dan satu angkatan dan satu jiwa, pembela bangsa bebas merdeka. Dengan membawa rasa solidaritas dan loyalitas, arus yang bergulir-gulir dapat terlewati dengan cinta yang tumbuh subur. Seorang kader yang sadar akan pentingnya terima dan kasih, Timbal dan balik, susah dan senang, cinta dan kasih, akan senantiasa memberikan impact perubahan disetiap masa khidmat.
Kesadaran tersebut dapat diwujudkan, lantaran komitmen tanpa mencidrakan, loyal tanpa meninggalkan, solidaritas tanpa menyakitkan. Kini yang harus di pertahankan sepanjang masa, dan pergerakan tidak ada pudarnya. Walau rekam sejarah mengembalikan gerakan ke masa lampau, akan tetapi seklupit harapan dan cita-cita harus tetap terdepan, dengan progres-progres yang kuat dan matang merupakan jalan satu-satunya untuk menjangkau masa yang akan datang.
Terselenggaranya pelantikan dan Rapat Kerja merupakan cerminan dari wujud perubahan komisariat. Pelantikan ke-8 ini, menganalogikan usia menuju kedewasaan, maka amat penting dalam sejarah Organisasi. Karena momentum tersebut sebagai barometer perubahan dimasa mendatang, baik dalam penyusunan program maupun strategi-strategi progresifitas komisariat dimasa selanjutnya. Tentunya hal tersebut terpatri pada tema yang dibawakan yaitu Merawat Pemikiran, membuat Pergerakan dan Membangun Perubahan. Makna dalam tema yang dicanangkan dalam pelantikan dan Raker yaitu seorang kader dalam membangun sebuah perubahan dalam dirinya dan organisasi tentunya harus senantiasa komitmen dan konsisten dalam merawat wacana serta pemikiran, akan menghasilkan sebuah langkah transformatif berupa gerakan yang nyata, sehingga benih-benih perubahan dapat terbentuk dan dirasakan oleh setiap kader dan pengurus, yang orientasinya jangka panjang. Dengan orientasi di jangka panjang, tentunya pengurus bukan hanya bersantai ria melainkan terus mengasah ketajaman analisa, kepemimpinan dan skill dalam melakukan segala hal persoalan. Dan hal tersebut ditanamkan dan dipupuk mulai dari sekarang.
![]() |
Foto peserta |
Acara yang diselenggarakan 2 hari satu malam ini, dinilai sangat meriah dan sukses. Pasalnya kegiatan yang dimulai Sabtu 4 Februari 2023 di Balai Rakyat gedung DPRD Kabupaten Pemalang dimulai dengan penampilan-penampilan yang memukau dari segenap kader-kader PK Ki Patih Sampun STIT Pemalang.
Diawali dengan penampilan nasyid oleh Sahabati Fernis Pangesti, paduan Suara oleh Anggota PMII Ki Patih Sampun, seni tari oleh sahabati Friska dan Majro'atul Barokah, kemudian penampilan puisi Arabian Poem oleh Sahabati Amalina, dan puisi Indonesian Oleh Sahabat Suley (Penyair 3 Dimensi, founder Forum Konsorsium Patih Sampun). Dari penampilan-penampilan tersebut memberikan kesan meriah dan menarik bagi suksesnya acara pelantikan.
"Niat yang baik, semoga merupakan awal yang baik pula bagi Komisariat kedepan" Ucap Sahabat Ikhwan Rizki M selaku Ketua Komisariat Ki Patih Sampun Pemalang.
Artinya bahwa, harapan Ketua Komisariat terhadap progres PMII terdepan agar senantiasa membawa secercah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Prakata sambungan dari Ketua Komisariat yaitu Sahabat Anang Ma'ruf FR selaku demisioner Ketua Komisariat mewakili Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom),
"Kader PMII Ki Patih Sampun, harus berani menciptakan sebab yakni sebagai pelaku, serta kita harus berkaca pada Tri logi PMII, karena kita merupakan basis Ideologi. Dasar yang harus kita pegang yaitu dengan meningkatkan dan komitmen dalam bertaqwa kepada Allah Swt, Intelektualitas dan Profesionalitas" Ucapnya.
Dengan kuat secara mental dan berbekal intelektual yang kuat, kader diharapkan dapat menjadi kader yang ahli secara mekanistik (aturan, langkah, formal) juga organistik (nilai-nilai, pendirian, komitmen) secara totalitas dan keseluruhan.
Setelah prosesi pelantikan yang dipimpin oleh ketua Cabang Pemalang yakni Sahabati Siti Haniyatun Nisa, prakata pun di berikan kepada kepengurusan yang baru dilantik.,
" Selamat kepada sahabat-sahabati pengurus yang telah dilantik, semoga senantiasa amanah dan bertanggung jawab dalam mengembangkan PMII secara luas dan harapan, dan harapan ini harus didasari atas niat pribadi, dan ingat sahabat-sahabati, jalannya Komisariat di tangan sahabat-sahabati, semoga Komisariat akan lebih baik lagi. " Ucapnya.
Selanjutnya yaitu sambutan dari Ibu Ajeng Triyani, A. Md. Selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Pemalang, dengan memberikan motivasi dan kesan pesan yang amat luarbiasa.
"Dulu saat saya berproses di PMII, itu masih bisa terbilang sangat sederhana, akan tetapi dengan kemauan, kemampuan, komitmen dan konsisten yang kuat, alhamdulillah saya bisa melewatinya. " Ucapnya.
"Yakinlah sahabat-sahabati bahwa proses yang kita lakukan merupakan sebuah keberkahan, karena PMII merupakan wadah yang tepat. Semangat berproses, dalam mengembangkan sebuah amanah sahabat-sahabati, semoga Allah meridhoi langkah-langkah kalian. " Lanjutnya.
Artinya bahwa keberhasilan berproses kita, bukan di ukur dengan ambisi yang keras, akan tetapi dengan niat yang tulus dan bergerak yang ikhlas serta bertahap. Sehingga kita dalam berproses tidak terasa sulit, melainkan dalam berproses kita terasa enjoy. Acara berikutnya yaitu Upgrading yang diisi oleh Sahabat Adi Saputra Sebagai mentor Upgrading dan Sahabat Santo Pranowo dan Fajriyan sebagai mentor Intelektual.
Dalam forum upgrading memberikan kesan yang amat vital yaitu terkait peran dan fungsi pengurus dalam mengemban organisasi yang terarah, dan tersistem. Kemudian hal tersebut berisi tentang penegasan bahwa pengurus sejatinya itu mengurusi bukan sebaliknya, tutur Sahabat Adi. Maknanya bahwa setiap pengurus harus mempunyai visi yang kuat dalam mengemban amanah secara inisiatif dan profesional. Menyambung upgrading terkait kualitas kader, di sampaikan oleh Sahabat Santo, bahwa proses yang dilakukan kader dan pengurus tentunya memiliki impact yang nyata dan relevan, terutamanya dalam peningkatan dari segi intelektual setiap kader. Karena intelektual tanpa proses secara konsisten, akan sia-sia dan tidak secara tuntas. Pasalnya kualitas seorang kader harus diasah dan diasuh melalui pengarahan dan pendampingan secara intens dan rutin oleh pengurus.
Acara selanjutnya yaitu ceramah pergerakan yang diisi langsung oleh Sahabat Gus Imron Khudlori, S. Ag.
Dalam forum ceramah pergerakan, membahas terkait refleksi sejarah PMII Pemalang yang berawal dari dua Komisariat yaitu Komisariat Assholeh dan Ki Patih Sampun. Dari keduanya tentunya mengalami fase-fase yang menyulitkan (dulu) dan menyenangkan (sekarang). Fase menyulitkan tentunya dulu dalam berproses, mau tidak mau harus terjun langsung dan harus terus kordinasi intens dengan cabang Pekalongan karena, cabang Pekalongan adalah satu-satunya cabang yang membesarkan kedua Komisariat yang ada di Pemalang. Kemudian fase Menyenangkan yaitu sekarang, kita sudah mempunyai cabang persiapan, jadi kordinasi-kordinasi dapat berjalan dengan mudah dan secara langsung, karena akses nya cepat dan mudah.
"Teruslah berproses, karena kita menjadi ujung tombak Perubahan" Ucapnya.
Adapun point-to-point dalam ceramah pergerakan yaitu:
1. Tingkatkan dan perbanyak teori (literasi) dengan membaca buku sampai kita cerdas.
2. Situasi yang kita hadapi adalah sumber pelajaran kita, untuk menghadapi kondisi dimasa depan
3. Berproses sampai tuntas, jangan setengah-setengah
4.Kader PMII harus berani membuka ruang untuk masyarakat demi terealisasi nya intelektual
5. Kader PMII harus siap mengolah dan mengelola, dalam menciptakan rasa asah dan asuh satu sama lain
6. Kuasailah ruang-ruang strategis melalui kuatnya jaringan dan relasi
7. Jagalah solidaritas antar kader, karena itu yang akan membawa perubahan dan ikatan dimasa depan.
Daru beberapa point-point yang amat penting, tentunya diharapkan dapat diaplikasikan oleh pengurus dan kader PMII. Karena berjalannya sistem kepengurusan akan mempengaruhi bobot dari perubahan yang telah kita bangun, dan hal tersebut bisa melalui pengikatan solidaritas pengurus. Berdasar pada solidaritas, akan melahirkan kekuatan kerjasama yang satu dan rasa kepercayaan yang utuh.
Kemudian harapan para senior dan alumni, tentunya terkait perihal kualitas dan kapasitas. Keduanya tidak akan terpisah, karena hal tersebut merupakan inti dari proses kaderisasi yaitu meningkatkan kapasitas diri dan kualitas. Akan tetapi, untuk meraih keduanya tidak secara instan/mudah melainkan harus melewati proses yang lama dan serius. Maka itu proses kaderisasi, harus didasari kemauan yang kuat dari personality setiap kader dalam menjalankan roda organisasi step by step. Walaupun daya sugesti itu beriringan, akan tetapi hal tersebut membutuhkan konsentrasi dan konsistensi dalam mencapainya. Seperti halnya Pangeran Djiwonegoro (Mbah Patih Sampun) yang memiliki daya karya atau pembangunan yang diluar nalar, contoh membuat jembatan tanpa menyentuh, akan tetapi sekali bicara "sampun dados" (Sudah Jadi), beneran sudah jadi sebuah jembatan. Artinya bahwa setiap kader mempunyai daya karya atau produksi masing-masing, sesuai dengan kemampuannya dalam meyakinkan. Atau istilah di warga PMII, mumpuni secara ideologi. Kader inti Ideologi memiliki ciri khas masing-masing dalam memaknai dan melakukan perbuatan, atas dasar cinta, percaya, dan yakin bahwa PMII merupakan satu-satunya wadah yang tepat, untuk kita berkembang. Maka dari itu tokoh Pangeran Patih Sampun menjadi teladan kader-kader PK PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang dalam hal produktifitas, kreatifitas, ideologi, kesungguhan, kepercayaan, ketekunan, kebijaksanaan, kecerdasan dan konsisten dalam pembangunan kadipaten menuju kabupaten Pemalang ini. Semoga sesepuh-sesepuh kabupaten Pemalang di berikan tempat di sisi Allah SWT, selapang-lapangnya dan jasa-jasanya dapat menjadi amal jariyah yang kekal ila yaumil qiyamah....
Syaiulillahi Lana wala humul Fatihah.....
Penulis: Sahabat Pergerakan
#Pkpmiikipatihsampun
#konsorsiumpatihsampun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar